cari

Rabu, 06 November 2013

Komposisi ASI



Komposisi ASI menurut Saleha (2009), yaitu :
 a)        Kolostrum
Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibody yang paling tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya kandungan immunoglobulin A (IgA) yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga membantu dalam mencegah bayi mengalami alergi makanan.
Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat. Kolostrum merupakan cairan dengan viskositas kental berwarna kekuning – kuningan, lebih kekuning dibandingkan dengan susu yang matur serta mengandung jaringan debris dan material desidual yang terdapat  dalam alveoli serta duktus dari kelenjar payudara

sebelum dan setelah masa puerperium. Kadar karbohidrat dan lemak dalam kolostrum rendah jika dibandingkan dengan ASI matur, namun mineral, terutama natrium, kalium, dan klorida lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu matur. Volume kolostrum yaitu sekitar 150 – 300 ml / 24 jam.
b)       ASI masa peralihan
Ciri dari air susu pada masa peralihan adalah merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur, disekresi dari hari ke – 4 sampai hari ke – 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ke – 3 sampai minggu ke – 5, kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi, volumenya juga akan meningkat.
c)        ASI matang (mature)
Adapun ciri dari susu matur, adalah merupakan ASI yang disekresi pada hari ke – 10 dan seterusnya, komposisinya relative konstan (ada pula yang mengatakan bahwa komposisi ASI relative konstan baru dimulai pada minggu ke – 3 sampai ke – 5, pada ibu yang sehat, maka produksi ASI untuk bayi akan tercukupi, ASI ini merupakan makanan satu – satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai usia 6 bulan, merupakan suatu cairan berwarna putih kekuning – kuningan yang diakibatkan warna dari garam kalsium caseinat,
riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya, tidak menggumpal jika dipanaskan, terdapat antimicrobial faktor, antara lain sebagai berikut :
(1)      Antibodi terhadap bakteri dan virus
(2)      Sel fagosit, granulosit, makrofag, dan limfosit tipe T)
(3)      Enzim (lizisim, laktoperoksidase, lipase, katalase, fosfatase, amylase, fosfodiesterase, dan alkalin fosfatase).
(4)      Protein (laktoferin, B 12, binding protein).
(5)      Resistance factor terhadap stafilokokus.
(6)      Komplement
(7)      Inferferron producing cell.
(8)      Sikat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah dan adanya faktor bifidus.
(9)      Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah dan adanya faktor bifidus.
(10)  Hormon – hormon.
referensi :

Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar